DIPERANAKKAN OLEH ALLAH
Diperanakkan oleh Allah adalah perkara penting yang harus diketahui dengan pasti. Untuk mengerti perkara ini, kita akan membagi menjadi beberapa pertanyaan utama: Apa artinya diperanakkan oleh Allah? Mengapa diperanakkan oleh Allah itu perlu? Apakah yang dilahirkan? Bagaimana caranya orang dapat diperanakkan oleh Allah? Kapan diperanakkan oleh Allah? Dimana kita diperanakkan oleh Allah? Terakhir, sudahkah anda diperanakkan oleh Allah.
APA ARTINYA DIPERANAKKAN OLEH ALLAH
Sebelum kita mengetahui apa artinya diperanakkan oleh Allah, kita perlu tahu apa yang bukan diperanakkan oleh Allah.
Apa yang dimaksud bukan “diperanakkan oleh Allah”
Ketika dilahirkan ke dunia, kita tidak menggonggong karena kita memiliki benih manusia. Sebagai manusia, kita memiliki benih manusia yaitu hidup, sifat dan hukum manusia. Itu yang membuat kita bertingkah laku manusia. Inilah kelahiran pertama kita, dan ini bukan diperanakkan oleh Allah. Orang yang tidak diperanakkan dari Allah ini, mungkin suka mendengarkan khotbah yang baik, berdoa dengan lancar, memperoleh pertolongan dari Tuhan, melayani Tuhan, dan memiliki kesalehan. Akan tetapi, sesungguhnya tetap tidak dilahirkan dari Allah. Orang yang suka mendengarkan khotbah yang baik, belum tentu adalah orang yang diperanakkan oleh Allah. Ketika Tuhan Yesus berada di bumi, ada begitu banyak orang yang mendengarkan perkataan-Nya, tetapi mereka tidak diperanakkan oleh Allah; orang yang berdoa dengan lancar, belum tentu diperanakkan oleh Allah. Sebagian orang karena kemampuannya sendiri dapat melakukan hal tersebut, tetapi ini sama sekali bukan merupakan bukti, bahwa mereka telah diperanakkan oleh Allah; orang yang memperoleh pertolongan Tuhan, belum tentu diperanakkan oleh Allah. Ada banyak orang yang ditolong oleh Tuhan, tetapi tidak diperanakkan oleh Allah; orang yang melayani Tuhan, belum tentu diperanakkan oleh Allah. Sebagian orang karena kemampuannya sendiri melakukan hal tersebut, tetapi tidak menjamin, bahwa orang tersebut telah diperanakkan oleh Allah; orang yang memiliki kesalehan, belum tentu diperanakkan oleh Allah. Yang membedakan suatu kesalahen dengan diperanakkan oleh Allah dalam diri seseorang adalah, bahwa hal yang disebutkan pertama kerapkali hanya tampak luar.
Apa yang dimaksud “diperanakkan oleh Allah”
Dahulu, kita diperanakkan oleh orang tua, dan menerima benihnya. Di dalam benih ini terkandung hidup, hukum dan sifat manusia. Karena itu, kita bertingkah laku manusia, bukan binatang. Asalkan, kita memiliki benih manusia, maka kita adalah manusia. Yang membuat kita menjadi manusia, bukan karena kepintaran atau kecantikan kita. Tidak peduli, kita pintar atau tidak, cantik atau tidak, yang membuat kita menjadi manusia, karena kita memilki benih manusia. Manusia memiliki benih manusia bukanlah dari proses belajar, melainkan karena terlahir dari manusia. Manusia dapat berbuat jahat atau tidak tetap manusia. Manusia memiliki benih manusia, bukan karena ia baik, maka dinamakan sebagai manusia, berbuat jahat sekalipun ia tetap dinamakan sebagai manusia. Jahat atau baik, ia tetap manusia karena ia terlahir sebagai manusia. Mengertikah anda, anda adalah manusia karena anda memiliki benih manusia. Demikian pula, kita hari ini yang diperanakkan oleh Allah, memiliki benih Allah (1 Yoh. 3:9). Ketika seseorang diperanakkan oleh Allah, ia tidak diperanakkan oleh darah dan daging manusia, melainkan oleh Allah, dan diperanakkan oleh Allah membuat kita sanggup seperti Dia, bukan dalam hakekatnya, tetapi dalam sifatnya. Ini merupakan permulaan penempuhan kehidupan Ilahi. Orang yang belum memiliki benih Ilahi tidaklah mungkin dapat menjadi manusia-Allah. Pembicaraan terbaik sekalipun kepada seekor semut mengenai dunia ini, tidak akan dimengerti oleh semut itu. Itu tidak dikarenakan perkataan kita yang keliru, melainkan semut tersebut tidak memiliki benih manusia. Dengan demikian, mengajarkan ‘sesuatu hal’ kepada mereka yang belum diperanakkan Allah sama dengan mendidik orang mati untuk beraktifitas sempurna. Ini tidak disebabkan karena kita tidak berpendidikan, melainkan apa yang kita ajarkan tidak akan pernah dimengerti dan dilakukan oleh mereka. Dan itu berarti, memperbaiki ciptaan lama yang dibenci Allah.
MENGAPA KITA PERLU DIPERANAKKAN OLEH ALLAH
Mengapa kita perlu diperanakkan oleh Allah? Bukankah kita tidak bersikap jahat. Bukankah, kita rajin ke gereja, rajin membaca Alkitab, rajin berdoa dan memuji Tuhan. Bahkan, kita telah dibaptiskan, disidi dan telah mengikuti perjamuan kudus. Apalagi yang kurang? Diperanakkan oleh Allah penting karena dua sebab. Pertama, karena keadaan manusia itu sendiri. Kedua, karena diri Allah.
Keadaan manusia
Di hadapan Allah, manusia memiliki kedudukan dan pengalaman dosa. Tidak ada satu manusia pun yang berkata, bahwa dirinya tidak memiliki dan melakukan dosa. Dari aspek kedudukan, manusia memiliki dosa, tidak ada manusia yang dilahirkan ke dalam dunia tidak memiliki dosa. Tidak ada manusia yang dapat mengingkari hal ini. Penyangkalan justru membuktikan manusia memang memiliki status dosa. Dikarenakan dosa Adam, setiap manusia lahir dalam keadaan memiliki dosa. Sebelum kejatuhannya, Adam dalam keadaan tidak berdosa. Ia berkemampuan menerima dan menolak pohon kehidupan. Dalam kemampuannya itu, Adam memilih untuk berdiri pada pihak musuh. Saat itu, manusia telah terpisah dari Allah. Ketika Adam melakukan dosa, ia melakukannya sebagai wakil manusia dan sewaktu ia mendapat keturunan, anak-anak itu lahir “menurut rupa dan gambarnya” (Kej.5:3). Adakah manusia yang berkata, bahwa dirinya bukanlah keturunan Adam, jika demikian keturunan siapakah mereka. Apakah mereka mengakui, bahwa mereka adalah hasil dari proses evolusi. Apakah nenek moyang mereka adalah seekor kera yang mengalami proses evolusi. Jika memang anda adalah keturunan kera, angkatlah tangan anda? Mengangkat tangan menandakan anda berasal dari kera. Jika anda tidak melakukannya, maka memang anda adalah keturunan Adam. Jika demikian anda memiliki dosa. Manusia tidak hanya secara kedudukan memiliki dosa, secara perbuatan pun melakukan dosa, tidak ada manusia yang tidak melakukan dosa. Adakah manusia yang lahir ke dunia ini tidak melakukan dosa. Sepanjang sejarah, kita dapat menemukan, bahwa tidak ada manusia yang berkata tidak pernah melakukan dosa. Apakah saudara berkata, bahwa saudara tidak pernah melakukan dosa? Apakah saudara berkata, bahwa sampai saat ini saya tidak pernah melakukan perbuatan cabul, tapi bagaimana dengan perkara lainnya yakni berbohong. Apakah saudara tidak pernah berbohong? Saudara mungkin berkata saya diajar oleh orang tua saya untuk tidak berbohong, jadi sampai saat ini saya belum pernah berbohong, lantas bagaimana dengan perkara lainnya yakni mencuri. Apakah saudara tidak pernah mencuri? Saudara mungkin berkata sejak berpisah dari orang tua, saya tidak pernah mencuri, lalu bagaimana dengan penyembahan berhala. Apakah saudara tidak pernah melakukan perkara ini? Mungkin saudara tidak mau menjawab hal ini, lantas bagaimana dengan perbuatan daging lainnya. Apakah saudara tidak pernah iri hati dan sombong. Saudara mungkin dengan tenang menjawab, bahwa saya tidak pernah melakukan hal itu, lantas bagaimana dengan perkara daging lainnya. Apakah saudara tidak pernah satu kali pun melakukan perbuatan dosa. Memang benar saudara tidak mencuri, tapi bagaimana dengan perbuatan daging lainnya. Memang benar saudara tidak pernah membunuh, tapi bagaimana dengan perbuatan daging lainnya. Memang benar saudara tidak pernah berseteru, tapi bagaimana dengan perbuatan daging lainnya. Apakah saudara berkata sampai detik ini saya tidak pernah sekalipun melakukan dosa. Saudara adalah orang yang justru membuktikan, bahwa saudara adalah orang yang melakukan dosa. Adakah manusia yang berkata, ia tidak memiliki dan melakukan dosa. Adakah orang-orang yang dianggap suci oleh dunia ini adalah manusia yang terlepas dari perkara ini, adakah orang-orang yang hidup di gua-gua untuk mengasingkan dirinya dari keramaian adalah orang-orang yang memang tidak memiliki dan melakukan dosa. Apakah ada orang yang berpendidikan tinggi yang berkata, bahwa ketika ia ada di dunia ini, ia tidak memiliki dan tidak melakukan dosa. Adakah orang yang berpendidikan rendah juga dapat berkata, bahwa dirinya tidak memiliki dan tidak melakukan dosa. Adakah orang yang berprofesi saat ini berkata, bahwa dirinya tidak memiliki dan tidak melakukan dosa. Adakah juga orang yang tidak berprofesi saat ini berkata, bahwa dirinya tidak memiliki dan tidak melakukan dosa. Apakah ada orang yang baik dan yang jahat yang tidak memiliki dan tidak melakukan dosa. Apakah anda adalah orang yang tidak memiliki dan tidak melakukan dosa? Maukah Anda dengan jujur berkata, bahwa saya adalah orang yang tidak memiliki dan tidak melakukan dosa? Maukah Anda berkata demikian. Jika Anda berkata demikian, Anda adalah orang yang memiliki dan melakukan dosa. Mengapa demikian? Sebab Anda menjadikan Allah sebagai seorang pendusta (1 Yoh. 1:10). Kita perlu mengetahui, bahwa tidak menjadi soal apakah manusia menyadari atau tidak mengakui perkara itu. Setiap manusia patut untuk di kutuk dan di hukum. Manusia pada akhirnya harus menerima kematian kedua.
Diri Allah
Kita diperanakkan oleh Allah bukan hanya karena kedudukan dan pengalaman dosa kita, tetapi adalah karena Allah. Tujuan Allah menciptakan manusia adalah menjadikan manusia yang memiliki benih-Nya, supaya manusia menganut diri-Nya. Allah tidaklah menjadikan manusia menjadi seorang yang baik. Allah menginginkan manusia dapat menganut diri-Nya. Maksud Allah bagi kita ini adalah kekal. Ketika kita mengetahui dengan tepat, bahwa tujuan Allah bagi manusia bukanlah manusia menjadi alat ataupun untuk mengekspresikannnya melainkan menganut diri-Nya, maka kita perlu mendapatkan benih Allah.
APAKAH YANG DILAHIRKAN
Diperanakkan Allah bukan perkara jasmani, tetapi rohani. Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh. Kelahiran pertama kita adalah daging adanya, kelahiran ini tidak dapat membuat kita masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sedangkan kelahiran kedua kita bukan daging, tetapi roh adanya. Di dalam Yohanes 3:6b dikatakan, “Apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.” Dengan kata lain, kelahiran kedua kita adalah perkara roh. Diperanakkan oleh Allah, dilakukan oleh Roh Allah di dalam roh kita, bukan secara fisik. Misalkan, kita mempunyai gigi palsu, maka pada saat dilahirkan kembali, kita masih akan tetap memiliki gigi palsu itu. Pada saat diperanakkan Allah, yang dilahirkan kembali adalah roh kita, bukan tubuh jasmani kita.
BAGAIMANA CARANYA ORANG DAPAT DIPERANAKKAN OLEH ALLAH
Dalam Kitab Yohanes 3, kita diberitahu, bagaimana caranya diperanakkan oleh Allah. Dalam Yohanes 3:5, Tuhan berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah”. Untuk dilahirkan kembali, kita perlu "dilahirkan dari air dan Roh". Apakah maksudnya, “dilahirkan dari air dan roh”? Dilahirkan dari air dan roh bukan mengacu kepada kelahiran alamiah kita. Kata air mengacu pada baptisan (Mat. 3:11) dan Roh mengacu kepada baptisan dalam Roh. Air menggambarkan kematian dan penguburan untuk menyelesaikan manusia lama. Sedangkan, Roh untuk kehidupan baru. Dua hal ini mendasari konsep kelahiran dari atas.
Melalui Firman Allah
Dikatakan, “Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya” (Yak. 1:18), “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal” (1 Ptr. 1:23) dan juga “Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu” (1 Kor. 4:15). Kelahiran dari atas dilakukan oleh Allah melalui Firman Allah. Karena, Firman Allah adalah sarana untuk kelahiran kembali. Allah bekerja melalui Roh Kudus, tetapi Roh Kudus bekerja melalui Firman. Dengan demikian, Allah melahirbarukan kita melalui Firman Allah yang diberitakan oleh Injil.
Percaya kepada Tuhan
Kita diperanakkan Allah melalui percaya kepada Tuhan (Yoh. 3:36a). Pada saat, kita mempercayai Dia, maka Roh Allah melahirkan kembali roh kita (Yoh. 3:6b). Sama seperti orang-orang yang hidup dari pagutan ular berbisa karena memandang ular tembaga itu, dimana dikatakan, “Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup” (Bil. 21:8-9). Demikian pula orang yang percaya kepada Tuhan dapat hidup, tidak berada dalam penghukuman Allah karena telah dilahirkan oleh Allah.
APAKAH HASILNYA
Setelah seseorang diperanakkan oleh-Nya, maka Allah menaruh benih-Nya ke dalamnya (1 Yoh. 3:9). Karena Allah telah memasukkan benih Allah, maka kita menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:2) dan masuk ke dalam Kerajaan Allah, bahkan hidup menurut hukum, hidup dan sifat Allah (Yoh. 3:5).
KAPAN KITA DAPAT DIPERANAKKAN ALLAH
Kapan anda harus diperanakkan oleh Allah? Sekarang, sebab dikatakan, “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman” (Ibr. 3:15) dan juga “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu” (2 Kor. 6:2). Itulah jawaban Firman Allah. Anda perlu diperanakkan Allah hari ini, bukan besok. Siapa saja yang bersedia, maka anda tidak perlu menundanya. Asalkan anda bersedia, maka anda dapat diperanakkan Allah. Sekarang adalah waktu anda untuk diperanakkan oleh Allah. Terimalah benih Allah: “sekarang”.
DIMANA KITA DAPAT DIPERANAKKAN ALLAH
Dimana anda dapat diperanakkan oleh Allah? Anda dapat diperanakkan disini. Jangan berpikir “disini” tidak pantas. Bukan karena gedung yang megah, maka anda berhak diperanakkan Allah pun bukan karena tempat yang sempit, Allah menolak anda. Ini bukan perkara tempat yang megah atau tidak. Anda dapat diperanakkan oleh Allah disini. Membaca Kisah Para Rasul 2:41, tiga ribu orang bersedia diperanakkan Allah tanpa mempedulikan tempat dimana mereka layak diperanakkan Allah. Membaca Kisah Para Rasul 8:36, sida-sida Etopia bersedia diperanakkan Allah, tanpa menghiraukan tempatnya. Bahkan, membaca Kisah Para Rasul 16:31 pun didapati perkara diperanakkan Allah bukan perkara tempat. Allah tidak memandang tempat, Allah menginginkan anda diperanakkan oleh-Nya sesegera mungkin.
SUDAHKAH ANDA DIPERANAKKAN OLEH ALLAH
Sudahkah anda diperanakkan oleh Allah? Jika anda belum diperanakkan Allah, anda tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Hari ini, anda perlu diperanakkan oleh-Nya, karena Firman Allah berkata, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Yoh. 1:12-13). Dan juga dikatakan, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Rm. 10:9-10). Membaca kedua ayat tersebut menampakkan kepada anda, apa yang harus dilakukan pada saat ini untuk anda menjadi anak Allah. (DR. AB. Wiwoho)